galleonnewsonline.com – Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, menyatakan bahwa ia telah menghubungi para pemimpin Thailand dan Kamboja untuk mendesak dilakukannya gencatan senjata sesegera mungkin. Pernyataan ini muncul setelah konflik bersenjata pecah di perbatasan kedua negara sejak 24 Juli 2025.
Langkah diplomatik ini menjadi sorotan internasional, terutama karena kawasan Asia Tenggara kini tengah menghadapi ketegangan militer yang berpotensi meluas. Trump desak gencatan senjata Thailand-Kamboja demi mencegah korban jiwa lebih banyak dan menjaga stabilitas regional.
Kronologi Singkat Konflik
Ketegangan dimulai ketika pasukan dari kedua negara saling menuduh telah melintasi garis perbatasan yang dipersengketakan. Insiden kecil berubah menjadi bentrokan senjata yang berlangsung selama beberapa hari. Laporan menyebutkan adanya korban jiwa dan pengungsian warga sipil dari daerah konflik.
Dalam situasi tersebut, Trump mengambil inisiatif diplomatik dengan menghubungi langsung pemimpin Thailand dan Kamboja melalui jalur komunikasi tertutup dari Gedung Putih.
Reaksi Internasional dan Upaya Damai
Langkah Trump ini mendapatkan reaksi beragam dari komunitas internasional. Beberapa pihak menyambut baik, menyebutnya sebagai bentuk tanggung jawab global. Namun, ada juga yang skeptis, mengingat posisi AS yang sering bersikap selektif dalam menangani konflik luar negeri.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan ASEAN dikabarkan juga mulai mengambil langkah untuk memfasilitasi perundingan damai. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda bahwa gencatan senjata benar-benar tercapai.
Mengapa AS Turut Campur?
Keterlibatan AS dalam isu ini bukan tanpa alasan. Thailand dan Kamboja merupakan bagian dari kawasan Indo-Pasifik yang strategis. Stabilitas kawasan ini berperan penting dalam menjaga jalur perdagangan dan pengaruh geopolitik di Asia Tenggara.
Trump sendiri menyatakan bahwa upaya ini adalah bagian dari komitmen Amerika untuk mencegah konflik lebih luas dan menjaga perdamaian global.
Trump desak gencatan senjata Thailand-Kamboja sebagai upaya cepat meredam konflik bersenjata yang berisiko menyebar. Kini, dunia menantikan apakah langkah diplomatik ini akan berhasil menghentikan ketegangan dan membuka ruang dialog damai di kawasan yang terus bergejolak.
đŸ“Œ Baca Juga : Seberapa Langka Jadi Warga Indonesia? Peluangnya Hanya 3,5%
